Text
GAJAH MADA ( MAKKAR DHARMAPUTRA )
Takhta dan kekuasaan sering kali menjadi pemicu sebuah pemberontakan. Rasa iri dan kecemburuan sosial kerap menjadi alasan untuk berkhianat pada sahabat, kerabat dekat, bahkan pemimpin atau rajanya sendiri. Inilah yang terjadi pada para Rakrian Dharmaputra Winehsuka: Ra Kuti, Ra Pangsa, Ra Tanca, Ra Banyak, Ra Yuyu; dan Ra Wedeng dalam novel Gajah Mada: Makar Dharmaputra karya Langit Kresna Hariadi.
Demi menuntaskan ketidakpuasan atas Lembu Anabrang yang mendapat jabatan penting di istana; yang menurut Ra Kuti lebih pantas diterimanya, Ra Kuti melakukan makar dan akan menggulingkan Sri Jayanegara dari singgasana Kerajaan Majapahit.
Ra Kuti memang dikenal sebagai prajurit penjilat. Di depan Raja; dia selalu menundukkan wajah. Namun di belakang justru menyimpan pikiran licik dan bara dendam.
Bersama pasukan Jala Rananggana; Pujut Luntar pun menyusun strategi untuk menyerang dari belakang istana. Mereka menggunakan gelar perang Supit Urang yang dipilih apabila merasa benar-benar memiliki pasukan yang besar dan percaya diri. Supit Urang menyimpan keangkuhan karena gerakannya melebar; menutup semua celah sehingga tidak ada seorang pun di pihak lawan yang bisa meloloskan diri.
SAS00079S | 895 Kre 9 | My Library (Nomor 800 ( KESUSASTRAAN )) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain